1. Perubahan di
Bidang Politik
Perubahan politik yang tampak setelah berakhirnya Perang
Dunia II, antara lain sebagai berikut.
- Tampilnya Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai Negara Adidaya Amerika Serikat dan Uni Soviet adalah dua negara adikuasa (super power) yang besar peranannya di dalam mengakhiri PD II dan memainkan peranan di dunia internasional. Negara Barat lain, seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia, sudah mundur kedudukannya sebagai kekuatan dunia (world power).
- Terjadi Persaingan di Antara Negara Adidaya Amerika Serikat dan Uni Soviet berusaha untuk saling berpengaruh dan berkuasa di dunia. Persekutuan mereka dalam PD II merupakan persekutuan aneh. Mereka dapat bersekutu karena mempunyai musuh yang sama, yaitu pihak poros (Jerman, Jepang, dan Italia) Namun, setelah musuh bersamanya lenyap, Amerika Serikat yang berpaham liberal-kapitalis tidak sejalan dengan Uni Soviet yang berpaham sosialis-komunis. Secara material, Amerika Serikat lebih kuat dibandingkan Uni Soviet. Mereka saling berebut untuk mendapatkan pengaruh dan berkuasa di dunia.
- Timbul Politik Memecah Belah. Amerika Serikat dan Uni Soviet berusaha menjalankan politik memecah belah bangsa lain demi kepentingan mereka sendiri. Mereka membagi negaranegara yang mempunyai arti penting, seperti Korea, Vietnam, dan Jerman untuk mendukung kepentingan kedua negara adidaya tersebut.
- Timbulnya Negara-Negara Nasional. Negara-negara imperialis Barat, seperti, AS, Inggris, Prancis, Belanda, Portugal, dan Spanyol tidak mampu lagi menghalangi semangat perjuangan bangsa-bangsa yang mereka jajah. Usaha untuk menindas rakyat jajahan hanya membuang biaya dan mengorbankan rakyatnya sendiri. Mereka mengakui atau memberikan kemerdekaan kembali kepada negara-negara yang dijajah. Dengan demikian pasca-PD II banyak negara-negara di kawaan Asia dan Afrika memperoleh kemerdekaan.
- Timbul Persekutuan Militer Kembali. Sebagai balance of power policy (penyeimbang kekuatan), negara-negara adidaya berusaha mengadakan persekutuan baru demi keamanan bersama (Collective Security) sehingga timbul pakta-pakta yang bersifat militer. Misalnya, Amerika Serikat mendirikan North Atlantic Treaty Organization (NATO) yang diimbangi oleh Uni Soviet dengan membentuk persekutuan militer Pact of Mutual Assistance and Unifield Command atau Pakta Warsawa.
2. Perubahan di
Bidang Sosial
- Terbentuknya United Nations (UN) atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Berakhirnya Perang Dunia II menyebabkan lahirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai lembaga dunia penyempurnaan dari Liga Bangsa Bangsa (LBB). Lahirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa dilandasi adanya Charter of Peace (Piagam perdamaian) diharapkan dapat menjamin keamanan dan ketertiban dunia, mencegah terulangnya perang dunia, serta menjamin keselamatan dunia.
- Semakin kuat kedudukan golongan cerdik pandai. PD II menunjukkan bahwa peperangan tidak dapat dimenangkan tanpa bantuan kaum cerdik pandai yang merupakan prajurit tanpa senjata yang berjuang di laboratorium dengan penelitian-penelitian, sehingga dapat ditemukan alat-alat perang modern seperti radar, peluru kendali, bom atom, dan sebagainya. Bom atom berhasil mengakhiri PD II setelah sukses diujicobakan di kota Hirosima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945.
3. Perubahan di
Bidang Ekonomi
a. Ekonomi dunia
menjadi kacau
Berakhirnya Perang Dunia II menyebabkan keadaan ekonomi
dunia kacau. Perang Dunia II telah mengeksploitasi banyak tenaga kerja, modal,
dan biaya perang sehingga ketika perang berakhir keadaan perekonomian sangat berantakan.
Lahirnya dua kekuatan adidaya setelah perang dunia dengan sendirinya telah
menyebabkan sistem ekonomi dunia terbelah menjadi dua. Sistem ekonomi dunia
setelah Perang Dunia II terdiri atas sistem ekonomi kapitalis dan sistem
ekonomi sosialis. Sistem ekonomi kapitalis cenderung berkiblat dan didominasi
oleh Amerika Serikat. Sistem ekonomi sosialis cenderung berkiblat dan
didominasi oleh Uni Soviet. Negara-negara di Eropa Barat dan sebagian Asia,
seperti Jepang, Singapura, dan Korea selalu cenderung menggunakan sistem
ekonomi kapitalis. Amerika Serikat sebagai pemimpin kapitalis menyatakan bahwa
sistem perekonomian kapitalis merupakan sistem perekonomian terbaik di dunia. Hal
itu disebabkan sistem perekonomian kapitalis menekankan pada bentuk persaingan
bebas sesuai nilai liberal. Paham ekonomi kapitalis ini sangat bertentangan
dengan paham ekonomi sosialis. Paham ekonomi sosialis banyak diterapkan di
negara-negara Eropa Timur dan sebagian Asia, seperti Cina, Korea Utara, dan
Vietnam. Pada sistem ekonomi sosialis, peranan pemerintah sangat mendominasi.
Bahkan, campur tangan pemerintah dalam kegiatan perekonomian wajib
dilaksanakan. Hak milik perorangan atau pribadi sangat diabaikan. Jadi, semua
kegiatan itu dipusatkan dan diperuntukkan bagi negara. Hancurnya perekonomian
dunia menyebabkan Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai negara adidaya tampil
memberikan bantuan ekonomi. Namun, kedua negara adidaya itu tidak sekadar memberi
bantuan ekonomi. Dibalik pemberian bantuan ekonomi tersebut, kedua negara adidaya
juga memperluas pengaruh ideologinya. Presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman
dengan dibantu Menteri Luar Negeri, Marshall menawarkan bantuan ekonomi ke
sejumlah negara Eropa Barat. Program bantuan ekonomi Amerika Serikat tersebut
dikenal dengan nama Marshall Plan yang dicetuskan pada tanggal 5 Juli 1947.
Negara-negara Eropa Barat yang menerima bantuan ekonomi melalui Marshall Plan
harus bersedia bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk meningkatkan produksi
secara maksimal, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan volume
perdagangan. Negara-negara Eropa Barat dengan memperoleh bantuan ekonomi melalu
Marshall Plan secara bertahap berhasil menata kembali keadaan perekonomiannya.
Bahkan, masyarakat Eropa Barat akhirnya dapat membentuk suatu badan kerja sama
ekonomi yang disebut Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) atau European Economic
Community (EEC) pada tanggal 25 Maret 1957 di Roma, Italia. Di dalam pertemuan
di Roma digariskan tujuan pembentukan Masyarakat Ekonomi Eropa, antara lain:
- meningkatkan perekonomian negara anggota melalui kerja sama yang harmonis;
- memperluas bidang perdagangan;
- liberalisasi dalam perdagangan;
- menjaga keseimbangan perdagangan di antara negara anggota;
- menghapus semua rintangan yang menghambat laju perdagangan antaranggota;
- memperluas kerja sama perdagangan dengan negara lain.
Pada awalnya Masyarakat Ekonomi Eropa beranggotakan negara
Jerman Barat, Prancis, Italia, Belgia, Belanda, dan Luksemburg. Namun, pada
konferensi MEE di Brusel, Belgia pada tanggal 22 Januari 1962 keanggotaannya
bertambah dengan masuknya Inggris, Irlandia, Denmark, dan Norwegia. Amerika
Serikat juga berusaha memperluas paham ideologinya ke wilayah lainnya.
Misalnya, Amerika Serikat juga berusaha mendekati negara Yunani dan Turki agar
bersedia bergabung dalam ideologi liberalisme kapitalisme. Negara Turki dan
Yunani setelah berakhirnya Perang Dunia II mengalami kehancuran bangunan dan
keadaan ekonomi yang parah luar biasa. Kebetulan dana yang besar itu dimiliki
oleh Amerika Serikat yang cepat tanggap menghadapi situasi seperti itu. Paket
bantuan ekonomi dari Amerika Serikat segera dikucurkan kepada negara Yunani dan
Turki. Paket bantuan ekonomi tersebut dinamakan Truman Doctrine. Dengan
demikian, Amerika Serikat satu per satu berhasil meluaskan pengaruhnya ke
seluruh wilayah Eropa. Perang Dunia II tidak hanya berlangsung di Eropa, tetapi
juga berlangsung di wilayah Asia. Dengan begitu, setelah Perang Dunia II
berakhir kerusakan parah juga melanda wilayah Asia. Berbagai bangunan
berantakan dan keadaan ekonomi pun mengalami kelesuan seperti halnya wilayah
Eropa. Amerika Serikat begitu cepat tanggap dengan keadaan di wilayah Asia. Amerika
Serikat juga berusaha membantu keadaan negara-negara di wilayah Asia melalui
bantuan ekonomi dan militer. Paket bantuan Amerika Serikat kepada negara-negara
Asia disebut Mutual Security. Melihat aksi Amerika Serikat, Uni Soviet sebagai
kekuatan adidaya lainnya mencoba memberi perhatian kepada negara-negara
sekutunya di wilayah Eropa Timur dalam bentuk bantuan ekonomi. Bantuan ekonomi
yang maksudkan untuk membendung meluasnya pengaruh liberalisme yang digagas
oleh Menteri Luar Negeri Uni Soviet, Molotov. Oleh karena itu, paket bantuan
ekonomi dari negara Uni Soviet untuk negara-negara Eropa Timur disebut Molotov
Plan. Dengan bantuan ekonomi tersebut, negara-negara di Eropa Timur berusaha menata
kembali keadaan ekonominya. Pada perkembangan selanjutnya, negaranegara di
Eropa Timur membentuk lembaga kerja sama ekonomi yang disebut Commintern
Economi (Comicon). Negara-negara baru yang berada di kawasan Asia, Afrika, dan
Amerika Latin merasa bimbang menghadapi besarnya pengaruh dua negara adidaya tersebut.
Negara-negara baru itu memang membutuhkan bantuan ekonomi yang tidak sedikit
untuk membangun. Namun, di sisi lain mereka juga tidak ingin terjebak untuk
mengikuti ideologi kapitalisme atau komunisme. Ada di antara negara-negara baru
merdeka tersebut yang berusaha memperbaiki keadaan dengan kekuatan sendiri,
tetapi ada pula yang berusaha memperbaiki dengan menjalin hubungan dengan bekas
negara penjajahnya. Mereka berpikir yang terpenting tidak masuk dalam blok
kapitalis atau blok komunis. Namun, negaranegara yang baru merdeka tersebut
tidak jarang terjebak juga untuk memilih ikut blok kapitalis atau komunis.
British Commonwealth atau Persemakmuran Inggris merupakan
contoh ikatan yang masih dilakukan antara negara Inggris dan negara bekas
jajahannya. Mereka menjalin kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan.
b. Jerman dan Jepang
muncul kembali sebagai negara industri
Sejalan dengan upaya AS untuk mendapatkan pengaruh, maka
bekas lawan politiknya, yaitu Jerman dan Jepang diberikan modal untuk
mengembangkan kembali industrinya yang telah hancur akibat PD II. Hal ini juga
dilandasi oleh rasa kekhawatiran bahwa negara-negara yang kalah perang dan
mengalami kesulitan ekonomi akan berpaling ke Uni Soviet yang berhaluan
sosialiskomunis. Adapun negara-negara baru di Asia, seperti Korea Selatan,
Hongkong (sekarang bagian dari RRC), Taiwan (Cina juga menganggap sebagai
bagian provinsinya yang membangkang), dan Singapura berusaha memperbaiki keadaan
ekonominya dengan menganut sistem liberal (pasar bebas). Negaranegara tersebut
sekarang tampil sebagai negara industri baru. Negara di Asia yang terlebih
dahulu berkembang menjadi negara industri terkemuka adalah negara Jepang.
Bangsa Jepang mulai berkembang menjadi bangsa yang maju
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi setelah terjadi peristiwa Restorasi Meiji.
Peradaban Barat yang pada saat itu lebih unggul dibandingkan peradaban bangsa
Jepang dijadikan model untuk mengejar ketertinggalannya. Banyak pemuda Jepang yang
dikirim ke negara-negara Barat untuk menimba ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sekembali dari negara-negara Barat, mereka diharapkan mampu melakukan alih
teknologi pada bangsa Jepang. Bidang pendidikan mereka meniru pendidikan model
Barat. Namun, yang paling patut dihargai, Jepang tetap berpegang teguh pada
tradisi dan kebudayaan sendiri. Dengan demikian, mereka berteknologi Barat,
tetapi tetap berjiwa Jepang, suatu perpaduan yang unik dan menarik.
Tampaknya pertarungan sengit dalam memperluas pengaruh
antara blok kapitalis dengan sistem ekonomi liberal dan blok komunis dengan
sistem ekonomi sosialis lebih menguntungkan blok kapitalis. Sistem liberal
makin mendunia karena ditunjang oleh berkembangnya arus globalisasi dalam berbagai
perusahaan multinasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta munculnya
organisasi kerja sama ekonomi regional. Beberapa organisasi kerja sama ekonomi
regional itu adalah sebagai berikut.