Perang Korea Lahirnya
kekuatan adidaya baru setelah Perang Dunia II, yaitu Amerika Serikat dan Uni
Soviet, menyebabkan perdamaian dunia yang diharapkan tidak dapat terwujud
dengan segera. Amerika Serikat dan Uni Soviet saling berebut dan memperluas
pengaruh ke seluruh dunia akibat perbedaan ideologi yang dimiliki. Pertikaian
tersebut salah satunya adalah berdampak pada terjadinya Perang Korea. Perang
saudara di Korea tersebut menyebabkan wilayahnya sampai saat ini masih terbagi
atas Korea Utara dan Korea Selatan.
Korea sebelum Perang
Dunia II
Korea atau Chason dalam bahasa Korea adalah sebuah wilayah
berupa semenanjung yang berada di Asia Timur. Jepang sejak tahun 1593 telah mengincar
wilayah Korea. Namun, berkat bantuan Cina, keinginan Jepang itu dapat
dibendung. Ketika Perang Cina–Jepang (1894–1895) berakhir, Jepang makin
intensif menggempur pertahanan Korea dan meningkatkan pengaruhnya. Pada tahun
1910 Jepang berhasil menguasai wilayah Korea secara penuh. Seperti halnya
bentuk kolonialisme yang lain, Jepang juga melakukan eksploitasi besar-besaran
terhadap Korea. Semua sumber daya Korea dimanfaatkan untuk kepentingan Jepang.
Jepang selain mengeksploitasi segala sumber daya Korea, juga
menumbuhkan rasa kebangsaan kepada orang Korea. Pada tanggal 1 Maret 1919 tiga
puluh tiga prajurit Korea berkumpul di Taman Pagoda, Seoul untuk memroklamasikan
kemerdekaannya. Peristiwa tersebut kemudian dikenal sebagai Pergerakan Kemerdekaan
Samit (1 Maret). Gerakan kemerdekaan seperti itu tentu saja tidak dikehendaki
oleh pemerintah pendudukan Jepang karena gerakan tersebut jelas-jelas
menghendaki keluarnya Jepang dari wilayah Korea. Menghadapi keadaan itu, Jepang
berusaha menggagalkan perlawanan tersebut. Meskipun gerakan itu mengalami
kegagalan, rakyat Korea telah terilhami dan membangkitkan semangat kebangsaan.
Puncaknya, bangsa Korea berani melakukan perlawanan bersenjata seperti yang
terjadi di Korea. Rakyat Korea juga berhasil mendirikan pemerintahan sementara
di Shanghai.
Korea Setelah Perang
Dunia II
Ketika Jepang menyerah dalam Perang Dunia II, pasukan Sekutu
yang terdiri atas Amerika Serikat dan Uni Soviet segera menduduki Korea. Dengan
alas an memusnahkan sisa-sisa kekuatan Jepang yang berada di Utara, Uni Soviet
mulai melancarkan serangan dan menduduki wilayah itu pada tanggal 12 Agustus
1945. Sementara itu, pasukan Amerika Serikat baru mendarat di Korea bagian
selatan pada bulan September 1945. Dengan demikian, mulai saat itu wilayah
Korea diduduki dua negara adidaya, Amerika Serikat di selatan dan Uni Soviet di
utara. Garis lintang 38° menjadi batas wilayah yang mereka duduki. Pasukan
Amerika Serikat mulai tahun 1948 banyak yang ditarik pulang ke negerinya. Hanya
para penasihat militer dalam jumlah kecil yang ditinggalkan di tempat itu. Hal
itu berkaitan dengan mulai terbentuknya pemerintahan Republik Korea (Selatan)
pada tanggal 15 Agustus 1948. Pusat pemerintahannya ditempatkan di Seoul.
Presiden pertama Republik Korea adalah Dr. Syngman Rhee. Uni Soviet ternyata
berbuat sama terhadap wilayah yang didudukinya di utara. Uni Soviet membentuk Republik
Demokratik Rakyat Korea (Korea Utara) pada tanggal 1 Mei 1948. Uni Soviet
mengangkat Kim Il Sung sebagai presidennya. Uni Soviet baru meninggalkan Korea
Utara setelah menandatangani perjanjian tentang pemberian bantuan ekonomi,
militer, dan teknologi pada negara satelitnya itu. Korea Utara juga menjalin
hubungan diplomatik dengan Cina. Dengan demikian, makin kukuh kekuatan komunis
di Asia. Suasana tegang mulai terasa di Semenanjung Korea, setelah pihak Utara mulai
memprovokasi dengan berbagai pelanggaran di perbatasan pada sekitar tahun 1949.
Dengan alasan untuk menyatukan kembali Korea pada tanggal 25 Juli 1950 tentara
Korea Utara melintasi garis demarkasi dan menyerbu Korea Selatan. Tentara Korea
Selatan karena persenjataannya tidak memadai tidak berhasil menghalau tentara
Korea Utara.
Atas agresi Korea Utara itu, Korea Selatan mengadukan
masalah itu ke Dewan Keamanan PBB. Sebagai solusinya, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan
resolusi yang intinya memerintahkan pihak Korea Utara menarik pasukannya hingga
garis lintang 38°. Selain itu, Dewan Keamanan PBB juga meminta bantuan anggota
PBB untuk memberi bantuan militer ke Korea. Untuk itu, segera dibentuk pasukan
PBB yang berasal dari enam belas negara anggota. Amerika Serikat mendapat
mandat Dewan Keamanan PBB untuk memimpin pasukan PBB ke Korea. Sebagai komandan
pasukan PBB dipilih Jenderal Douglas Mac Arthur. Pasukan PBB berhasil mendesak
pasukan Korea Utara bahkan melewati garis lintang 38°. Pada tanggal 19 Oktober
1950 pasukan PBB berhasil menduduki Pyongyang, ibu kota Korea Utara. Langkah
itu dilakukan pasukan PBB karena menurut Mac Arthur keamanan di Semenanjung Korea
akan terjadi apabila dua negara itu disatukan. Cina yang menjalin hubungan
diplomatik dan seideologi dengan Korea Utara tidak menerima tindakan pasukan
PBB tersebut. Cina berpendapat bahwa itu hanya strategi Amerika Serikat saja
untuk memperluas pengaruhnya di Korea. Oleh karena tidak menerima tindakan
pasukan PBB, Cina mengirimkan pasukannya dan membantu pertahanan pasukan Korea
Utara. Pada tanggal 4 Januari 1951 pasukan PBB terdesak pasukan gabungan Cina–Korea
Utara. Bahkan, ibu kota Korea Selatan, Seoul jatuh ke tangan pasukan gabungan.
Atas peristiwa yang mengejutkan tersebut, Dewan Keamanan PBB kembali bersidang.
Dewan Keamanan PBB mengambil keputusan bahwa tindakan Cina membantu Korea Utara
adalah salah dan sebagai konsekuensinya dijalankan embargo ekonomi terhadap
negara tersebut. Pada tanggal 12 Maret 1951 pasukan PBB yang telah
mengonsolidasikan diri berhasil merebut kembali kota Seoul, Korea Selatan.
Gencatan senjata antara Korea Utara dan Korea Selatan
terjadi setelah Uni Soviet turut campur tangan. Kesepakatan perdamaian tercapai
pada tanggal 27 Juli 1953. Pada hari itu, ditandatangani Persetujuan P’an
Munjom yang menegaskan adanya dua Korea seperti yang kita kenal sekarang.
Perang Korea yang berlangsung selama tiga tahun 1950–1953 telah menghancurkan
segala sumber daya Korea. Jutaan orang kehilangan tempat tinggal dan terpisah
dari keluarga mereka. Kerusakan itu makin menyedihkan. Oleh karena itu
merupakan perang saudara sesama Korea dan meninggalkan luka yang masih terasa
hingga sekarang.[gs]